image
PAGE/SIPA/ACCESS
1 October 2025

Kunjungan Lapangan Dorong Energi Surya Berkelanjutan dan Ekonomi Hijau di Indonesia

Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tenggara, Indonesia – Serangkaian kunjungan lapangan bersama telah dilaksanakan oleh beberapa proyek dari UNDP Indonesia, proyek-proyek tersebut antara lain: Accelerating Clean Energy Access to Reduce Inequality (ACCESS), Sustainable Infrastructure Programme in Asia (SIPA), dan United Nations Partnership for Action on Green Economy (UN-PAGE) ke beberapa desa di dua provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Tengah dan Sulawesi Tenggara. Kunjungan lapangan ini bertujuan untuk mempercepat upaya dan memastikan agar Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di daerah terpencil tetap berjalan dan berkelanjutan secara ekonomi sekaligus menjadi penggerak pembangunan hijau.

Dari Elektrifikasi Menuju Pemberdayaan Ekonomi
Proyek ACCESS telah berhasil membangun infrastruktur PLTS di 22 desa terpencil di empat provinsi. Namun, dengan perluasan jaringan listrik nasional, sebagian fasilitas PLTS kini menjadi kurang dimanfaatkan. Melalui kunjungan bersama ini, tim berupaya mengatasi tantangan tersebut dengan mengembangkan pemanfaatan PLTS menjadi lebih bermanfaat secara ekonomi, dan tidak hanya terpaku untuk penerangan dasar dan penggunaan di fasilitas umum saja. 

Kalimantan Tengah: Menggunakan Aset PLTS untuk Investasi Hijau
Di Desa Tamiang, Lamandau, Kalimantan Tengah, tim menemukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang proaktif dalam menjaga keberlanjutan PLTS. Desa ini menjadikan aset PLTS sebagai salah satu sumber keuangan jangka panjang mereka. 

Temuan utama dari kunjungan ke Kalimantan Tengah meliputi:

  • 10% pendapatan perkebunan desa dialokasikan untuk dana pemeliharaan PLTS.
  • 40% dana pengembangan usaha BUMDes disisihkan untuk membangun usaha baru yang strategis, yaitu bengkel mobil sebagai salah satu sumber ekonomi utama desa.
  • PLTS dipandang sebagai aset komunitas yang sangat berharga dan harus dijaga.

Selain itu, Kepala Desa juga meminta bantuan hukum untuk mengamankan sertifikat tanah perkebunan desa seluas 146 hektare. Pengamanan aset ini dinilai sebagai fondasi bagi stabilitas finansial jangka panjang guna menopang keberlanjutan PLTS. Hal ini sesuai dengan mandat SIPA dalam memperkuat praktik infrastruktur  yang berkelanjutan, dan sejalan dengan fokus UN-PAGE dalam dukungan kelembagaan untuk ekonomi hijau.

Sulawesi Tenggara: Menggerakkan Model Ekonomi Biru Terbarukan
Di Provinsi Sulawesi Tenggara, tim berkunjung ke Desa Malaringgi dan Tambolosu. Meski Malaringgi termasuk desa terpencil dan terisolasi, BUMDes setempat menunjukkan inisiatif yang luar biasa, mereka mengembangkan lebih dari 20 model usaha berbasis sistem PLTS yang ada, termasuk penjualan hasil pertanian lokal menggunakan perahu listrik (e-boats).

Temuan utama dari kunjungan ke Sulawesi Tenggara meliputi:

  • Minat besar terhadap inovasi tenaga surya, seperti fasilitas pembuatan es tenaga surya untuk mendukung bisnis perikanan dan perahu listrik sebagai transportasi ekonomi maupun darurat.
  • Di Malaringgi, rapat koordinasi menghasilkan kesepakatan untuk meningkatkan iuran bulanan masyarakat secara bertahap, guna memastikan tabungan yang cukup untuk pemeliharaan PLTS setelah masa garansi berakhir.
  • Rekomendasi untuk menilai kelayakan pemanfaatan PLTS dalam penyediaan air bersih, misalnya untuk sumur atau sistem pengolahan air, sehingga semakin mengaitkan aset surya dengan kebutuhan dasar masyarakat.

Usaha dan Upaya untuk Menuju Keberlanjutan
Kunjungan lapangan bersama ini memperlihatkan proses implementasi proyek energi terbarukan di daerah perdesaan. Keberlanjutan tidak hanya ditentukan oleh teknologi, tetapi juga oleh model bisnis yang kuat dan tata kelola kelembagaan yang baik. Risiko utama yang teridentifikasi—termasuk tantangan finansial untuk menutup biaya pemeliharaan serta kebutuhan akuntabilitas—mulai diatasi melalui kesepakatan lokal dan bantuan teknis yang terarah.

Integrasi SIPA (dengan model pembiayaan infrastruktur) dan UN-PAGE (melalui kerangka kebijakan terpadu ekonomi hijau) dengan proyek ACCESS memastikan bahwa fondasi elektrifikasi dapat menjadi landasan bagi pembangunan ekonomi lokal sekaligus transisi energi yang adil bagi komunitas terpencil di Indonesia.

Seiring proyek ini bergerak menuju tahap serah terima resmi kepada pemerintah, fokus tetap jelas, yaitu: mentransformasikan infrastruktur surya yang belum optimal menjadi peluang usaha hijau, inklusif, dan berkelanjutan yang menghadirkan kemakmuran jangka panjang.